Sabtu, 13 Februari 2010

PT. Pindad Sanggupi Penyelesaian 134 Panser Pesanan TNI

PT. Pindad Sanggupi Penyelesaian 134 Panser Pesanan TNI
3 4th, 2009 by Ardava

Panser 6x6 Produk Pindad

Jakarta - PT Pindad menyatakan sanggup menyelesaikan 134 panser Angkut Personel Sedang (APS) 6×6 pada 2009 pesanan pemerintah Indonesia untuk keperluan TNI-AD.

“Kami upayakan untuk dapat menyelesaikan 134 panser APS tersebut sesuai jadwal,” kata Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Soedarsono, usai penyerahan 20 unit panser APS-2 6×6 kepada pemerintah di Bandung, Jumat.

Departemen Pertahanan (Dephan) memesan 154 panser APS untuk TNI Angkatan Darat (AD) pada PT Pindad. Pada tahap pertama, PT Pindad berhasil menyelesaikan 20 unit panser tersebut dan telah diserahkan resmi pada TNI AD.

Ia mengatakan penyelesaian ke-134 panser APS itu disesuaikan dengan dukungan anggaran yang disediakan pemerintah dan pihak Renault, Perancis.”Yang jelas dengan kapasitas dan kemampuan produksi 16 unit per bulan, kami yakin bisa menyelesaikannya tepat waktu,” tutur Adik.

Adik menambahkan, pembiayaan pembuatan 154 panser APS-2 6×6 itu seluruhnya menggunakan APBN, dan untuk modal kerja awal PT Pindad ditalangi terlebih dulu oleh BNI 46, Bank Mandiri, dan Bank BRI.

Sementara itu, Direktur Produk Komersial PT Pindad Wahyu Utomo, mengatakan selain dukungan anggaran, kendala untuk penyelesaian panser APS-2 6×6 tahap dua sebanyal 134 unit itu adalah kesediaan “engine” dari pihak Renault, Perancis.

“Kendala kita ada pada engine yang berasal dari Perancis. Mereka baru bisa menyelesaikan 20 pada tahun 2008 ini dan 130 pada 2009,” kata Wahyu.

Kemampuan PT Pindad, menurutnya, baru pada merancang dan menyelesaikan body panser. “Namun, proses produksi Pindad sudah lolos sertivikasi ISO 9001. Proses penyelesaian body panser sebanyak 130 tersebut bisa diselesaikan Pindad dalam waktu satu tahun. Tidak berat,” kata dia.

Panser Produksi Pindad 6×6 memiliki berat kendaraan maksimal 12 ton dengan body terbuat dari monocoque, plat tahan peluru setebal 8 sampai dengan 10mm. Dengan kapasitas angkut mencapai 15 orang prajurit, kendaraan ini memiliki delapan kaca intai dan delapan lubang tembak serta dilengkapi dua set tabung pelontar granat asap.

Selain itu, di bagian atas juga ada Copula yang bisa berputar 360 derajat untuk menembak dengan senjata jenis AGL atau SMB. Panser 6?6 ini, berkapasitas tanki ini 200 liter solar dan mampu berjalan di medan terjal mencapai kemiringan 45 derajat.

Direktur Produk Militer PT Pindad S Irianto menambahkan, selain varian angkut personil Pindad sedang mengembangkan produksi panser dengan empat varian lainnya, yakni komando, logistik, ambulan dan recovery.

“Tahun depan kita targetkan sudah menambah satu spesifikasi panser lagi, yakni panser canon. Spesifikasinya agak berbeda. Senjatanya belum kita kuasai. Kita mengarahkan untuk penguasaan teknologi daya apung menuju pembuatan tank amfibi,” ujarnya.

Selain kendaraan tempur, Pindad juga terus mengembangkan teknologi persenjataan. Selain senapan serbu seri SS1 dan SS2 dengan berbagai varian, Pindad juga mengembangkan senapan pelontar granat tipe SPG1 dan senapan otomatis.(Sumber : Antara)

"si Biru " Hawk 100/200 TNI-AU Mengudara Di Langit Khatulistiwa

“Si Biru” Hawk 100/200 TNI-AU Mengudara Di Langit Khatulistiwa
2 13th, 2010 by Ardava

“Si Biru” Hawk 100/200 TNI-AU Mengudara Di Langit KhatulistiwaSetiap pesawat tempur Hawk 100/200 yang telah mencapai usia jam terbang tertentu harus melaksanakan Major Servicing (pemeliharaan tingkat berat) di Depo Pemeliharaan 30 Malang, Jawa Timur. Dalam pemeliharaan tersebut baik air frame maupun engine dilaksanakan pemeriksaan secara keseluruhan dengan menggunakan peralatan X-ray (sinar X) sehingga kerusakan-kerusakan sekecil apapun dapat diketahui dan ditindaklanjuti dengan benar dan tepat. Pesawat yang telah selesai pemeliharaan tingkat berat harus dilaksanakan test flight untuk pengecekan sesuai dengan parameter dan limitasi yang telah ditentukan.

Tanggal 25-28 Januari 2010 Kapten Pnb Supriyanto dan Kapten Pnb I Gusti Ngurah Adi Brata melaksanakan test flight pesawat Hawk 200 TT-0223 yang telah selesai pemeliharaan tingkat berat di Malang. Dalam pelaksanaan test flight tersebut, pesawat diterbangkan untuk dilaksanakan pengecekan mulai dari ground check sampai dengan in flight check. Setelah diterbangkan beberapa kali sesuai dengan prosedur test flight maka pesawat dinyatakan serviceable dan siap untuk dioperasikan. Hampir satu minggu lebih pesawat berada di Malang menunggu pengurusan administrasi, baru tanggal 11 Februari 2010 pesawat Hawk 200 TT-0223 diterbangkan oleh Kapten Pnb Supriyanto didampingi pesawat Hawk 100 yang diawaki oleh Kapten Pnb Bagus Hariyadi dengan rute dari Malang menuju ke sarangnya Skadron Udara 1 Pontianak.

Tepat pukul 10.30 WIB pesawat mendarat di landasan Supadio dengan selamat dan langsung disambut oleh Komandan Skadron Udara 1 Letkol Pnb Tjahya Elang Migdiawan. ” Selamat datang Si Biru, saya jadi ingat sama pesawat saya dulu A-4 Sky Hawk…” ujar Danskadud 1. Sejak saat itu pesawat Hawk 200 TT-0223 yang warnanya berbeda dengan pesawat Hawk lainnya mulai mengudara di langit Khatulistiwa dan siap menjaga keutuhan

TNI-AL Butuh Tambahan Kapal Cepat Rudal Dan Kapal Korvet

Maket KCRBiak - Markas Besar TNI Angkatan Laut hingga tahun 2010 masih membutuhkan tambahan kapal cepat rudal dua unit serta kapal korvet nasional sebagai kapal latih penganti KRI Dewa Ruci.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya TNI Agus Suhartono di Biak, Selasa, mengatakan, Mabes TNI Angkatan Laut pada 2010 akan memprioritaskan pengadaan kapal patroli cepat untuk menjaga wilayah perairan Indonesia termasuk yang berbatasan dengan negara lain.

“Untuk tambahan kapal cepat rudal pada tahun ini sudah direalisasikan pembuatannya,” ungkap Kepala Staf TNI AL Lakdya Agus Suhartono.

Ia menyebutkan, kapal patroli cepat yang akan dibutuhkan Mabes TNI AL dilengkapi dengan persenjataan seperti peluru kendali yang memadai.

Pengadaan kapal-kapal patroli cepat, lanjut KSAL Agus Suhartono, diharapkan akan dapat memberdayakan industri pertahanan dalam negeri PT PAL maupun fasilitas perawatan dan perbaikan (Fasharkan) TNI AL karena sudah dapat membuat kapal patroli cepat.

Maket Kapal Kawal Rudal“Kapal patroli masih dibutuhkan karena lebih cepat bertindak serta dapat bermanuver terutama di wilayah - wilayah perairan sempit seperti di sebagian perbatasan laut kita dengan negara lain,” katanya.

Ketika disinggung alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI AL di kawasan Armada Timur telah berusia tua, menurut KSAL Agus, hal ini tidak semua benar karena sebagian kapal itu masih ada yang baru termasuk keberadaan KRI Frans Kaisiepo maupun KRI Mulga.

“Semua fasilitas Alusista yang masih ada dimiliki Mabes TNI AL terus kita rawat dan jaga sehingga dapat berfungsi menjalankan tugas menjaga keutuhan dan kedaulatan wilayah perairan laut Indonesia dari Sabang sampai Merauke,” ungkap KSAL Agus Suhartono saat mendampingi Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso.

KRI Frans Kaisiepo, lanjut KSAL Agus, setelah dikukuhkan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso akan bermarkas di kawasan Armatim di Surabaya.(Sumber : Dephan)

Alih Kodal PPRC TNI Di Lanud Abd.Saleh Malang

Alih Kodal PPRC TNI di Lanud Abd. Saleh Malang

Ucapan Selamat dan Salam Komando disampaikan Panglima TNI kepada Panglima Divisi Invanteri-2/Kostrad selaku Komandan PPRC TNI yang baru menggantikan Panglima Divisi Invanteri I Kostrad. Semoga lebih sukses dan berhasil lagi(Foto Dispen Korps Marinir)

Alih Kodal PPRC TNI di Lanud Abd. Saleh MalangSetelah beberapa hari melakukan gladi kotor dan bersih untuk kesiapan alih kodal PPRC, maka hari ini (10/2) di Taxy Way Lanud Abd Saleh dilaksanakan upacara alih kodal PPRC yang diikuti oleh tiga angkatan masing-masing dari Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.

Sebelumnya dilakukan paparan di Gedung Binayuda Lanud Abd Saleh oleh Panglima Divisi II Kostrad selaku Komandan alih kodal PPRC 2010-2012. Penekanan dari hasil paparan tersebut menjelaskan tentang kesiapan PPRC saat ini dan mengevaluasi pelaksanaan tugas PPRC periode sebelumnya. Sedangkan arahan dari Panglima TNI Jenderal TNI Joko Santoso yaitu tentang ketepatan waktu dalam setiap serangan PPRC ke daerah sasaran.

Setelah paparan, upacara alih kodal pasukan pemukul reaksi cepat TNI dilaksanakan di Taxy Way Skadron Udara 32 Lanud Abd Saleh. Alih Kodal PPRC TNI merupakan bagian dari mekanisme operasional komando tugas gabungan TNI yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali sebagaimana tertuang dalam pokok-pokok organisasi dan prosedur PPRC TNI Nomor : Kep/3/I/2007, tanggal 16 Januari 2007. Ungkap Panglima TNI.

Alih Kodal PPRC TNI di Lanud Abd. Saleh MalangSelanjutnya, PPRC TNI ini merupakan komando tugas gabungan yang dibentuk khusus dan berkedudukan langsung dibawah Panglima TNI dengan tugas pokok melaksanakan tindakan cepat terhadap ancaman nyata di wilayah darat tertentu, dalam rangka menangkal, menyanggah awal dan menghancurkan musuh atau lawan yang mengganggu kedaulatan NKRI.

Ucapan Selamat juga disampaikan Panglima TNI kepada Panglima Divisi Invanteri-2/Kostrad selaku Komandan PPRC TNI yang baru menggantikan Panglima Divisi Invanteri I Kostrad. Semoga lebih sukses dan berhasil lagi.(Sumber : Dispen TNI-AU/Foto Dispen Korps Marinir)

Alih Kodal PPRC TNI di Lanud Abd. Saleh Malang

Alih Kodal PPRC TNI di Lanud Abd. Saleh Malang Alih Kodal PPRC TNI di Lanud Abd. Saleh Malang

Alih Kodal PPRC TNI di Lanud Abd. Saleh Malang Alih Kodal PPRC TNI di Lanud Abd. Saleh Malang

Alih Kodal PPRC TNI di Lanud Abd. Saleh Malang Alih Kodal PPRC TNI di Lanud Abd. Saleh Malang

Alih Kodal PPRC TNI di Lanud Abd. Saleh Malang Alih Kodal PPRC TNI di Lanud Abd. Saleh Malang

Alih Kodal PPRC TNI di Lanud Abd. Saleh Malang Alih Kodal PPRC TNI di Lanud Abd. Saleh Malang

Alih Kodal PPRC TNI di Lanud Abd. Saleh Malang Alih Kodal PPRC TNI di Lanud Abd. Saleh Malang

Alih Kodal PPRC TNI di Lanud Abd. Saleh Malang Alih Kodal PPRC TNI di Lanud Abd. Saleh Malang

Alih Kodal PPRC TNI di Lanud Abd. Saleh Malang

TNI-AD Bertekad Gunakan Alutsista Dalam Negeri

Sertijab Panglima Kodam I/Bukit BarisanMedan - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI George Toisutta menegaskan, pihaknya telah bertekad untuk mempergunakan alat utama sistem senjata (alutsista) produksi dalam negeri.

“Apapun risikonya kita harus utamakan produk dalam negeri,” kata Jenderal TNI George Toisutta usai pelantikan Pangdam I Bukit Barisan di Medan, Jumat.

KSAD mengatakan, pihaknya tidak ingin tergantung dengan senjata yang diproduksi negara luar dalam memperkuat alutsista TNI AD .

Hal itu disebabkan adanya kekhawatiran jika Indonesia sewaktu-waktu mengalami embargo penjualan alutsista dari negara yang bersangkutan.

“Kalau sewaktu-waktu terkena embargo, kita tidak bisa bergerak,” kata mantan Pangdam XVII/Trikora itu.

KSAD menambahkan, Indonesia punya pengalaman yang tidak mengenakkan ketika mengalami embargo penjualan alutsista.

Panser Anoa 6x6 Produk PindadAkibat embargo itu, sistem persenjataan yang dimiliki TNI sebagai suatu kebutuhan dalam mempertahankan kedaulatan negera menjadi lemah.

“Karena itu, TNI AD bertekad sejauh mungkin untuk menggunakan (alutsista) produk dalam negeri,” kata mantan Pangkostrad tersebut.

Untuk itu, kata KSAD, pihaknya akan mengupayakan agar industri pertahanan yang dulu dikenal sebagai industri strategis lebih diberdayakan.

Ia mencontohkan keberadaan PT Pindad (Persero) untuk memproduksi berbagai jenis senjata dan radio komunikasi militer.

Demikian juga dengan PT Pal Indonesia (Persero) untuk memproduksi kapal cepat yang akan digunakan militer.

Sebelumnya, KSAD Jenderal TNI George Toisutta melantik Mayjen TNI M. Noer Muis sebagai Pangdam I Bukit Barisan mengantikan Mayjen TNI Burhanuddin Amin yang dipromosikan menjadi Pangkostrad.(Sumber : Dephan)